Donasi

Donatur Untuk Diniyah Takmiliyah Darul Ishlah (DTDI) Jetak Kirim ke Rek. 6734 01 000268 52 6 Bank BRI a.n Muhammad Nahrun…..Jazakumullah Khoiron Katsiiro………

Selasa, 26 Februari 2013

Tentang DTDI Jetak



Diniyah Takmiliyah Awaliyah Darul Ishlah belum lama berdiri. Pendirinya adalah Muhammad Nahrun, S.Ud. yang lahir pada tanggal 08 September 1984 di Jetak Mutihan Gantiwarno Klaten, putra pertama dari tujuh bersaudara pasangan Lasinem dan Sri Dzuriyati.
Pendidikan non formal ditempuh selama 6 tahun (2001-2007). Empat tahun di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo yang diasuh oleh KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA, KH. Hasan Abdullah Sahal dan Drs. KH. Imam Badri (almarhum). Kemudian, melanjutkan mengajar dalam rangka khidmah  di Pondok Modern Darul Muttaqin Banyuwangi (pondok cabang) dua tahun. Selanjutnya setelah keluar dari Pondok dan meneruskan kuliah di IAIN Surakarta jurusan Tafsir Hadits selama dua tahun.
Asal-usul diniyah ini bermula pada tahun 1991, pada saat itu ada sosok pemuda dan pemudi yang siap berjuang untuk masyarakat (khususnya tataran anak-anak) di antaranya Ibu Winarni, bapak Nur Rachmad, bapak Sumadi dan bapak Giyanto di dusun Jiwonalan, Kal. Mutihan , Kec. Gantiwarno Kab. Klaten. Di dusun inilah mereka berjuang dengan mendirikan TPA yang dikenal dengan sebutan TPA al-Hidâyah yang berdomisili di Masjid pada hari yang telah ditentukan.
Dalam sejarahnya, TPA al-Hidâyah pernah mengalami kejayaan berkat keikhlasan, kesemagatan, kesungguhan dan kedisiplinan mereka. Banyak santri berduyun-duyun datang untuk menimba ilmu di TPA itu. Mereka berasal dari daerah sekitar, hingga mencapai 30-40 santri. Karena banyaknya jumlah santri dan jarak rumah yang berjauhan, maka hampir setiap daerah didirikan TPA seperti jetak, Karang, Somopuro, Baturan dll.
Sebagai tambahan, setelah para pendiri TPA itu pergi merantau, berkeluarga dan kurangnya perhatian terhadap kaderisasi,  maka kondisi TPA saat itu mulai pasang-surut dan bahkan hampir mati. Kemudian perjuangan mereka diteruskan dari kalangan para santri-santrinya yang pertama dan masih berstatus saudara dengan pendiri TPA (Winarni) yaitu Siti Nur Jannah dan Mulyanti. Alkisah pada masa kepengasuhan para pengganti itu ada salah satu seorang santri yang melanjutkan menuntut ilmu di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur yang bernama Muhammad Nahrun (2001-2007). Maka santri Muhammad Nahrun dipercaya untuk mengajar di TPA itu dan pada akhirnya diberi amanah untuk mengasuh TPA al-Hidâyah.
Santri alumni Gontor itu kemudian mengambil langkah untuk memajukan dan mengembangkan TPA al-Hidâyah tersebut dengan penuh kesungguhan, kesemangatan dan keoptimisan baik dari kedisiplinan, keilmuan, mental (akhlaq) maupun ‘ubudiyah santri maupun guru demi  menghidupkan kembali TPA yang hampir mati itu. selanjutnya kami mengadakan program kaderisasi dari kalangan santri. Abdul Majid (di Pondok Gontor Putra), Septiana Wahyuningsih (Di Pondok Gontor Putri), Suci Kurniasari, Viola Sasmita Rahayuningrum, Khairiyyah Titi Wahyu Adibah, Fifi Handayani dan Deby Briliana Fatika adalah santriwan-santriwati bimbingan kami yang sampai detik ini masih berjuang bersama-sama dalam memajukan  TPA tersebut. Tepatnya tanggal 07 Desember 2008 nama TPA al-Hidâyah diganti menjadi PASDI yaitu Pesantren Anak Sholeh Dârul Ishlâh. Pada tanggal 20 Agustus 2009 di dalam Pentas Seni Arena Gembira Anak Sholeh, dideklarasikan nama PASDI di hadapan masyarakat yang hadir pada kesempatan itu dengan pengasuhnya adalah Ust. Muhammad Nahrun oleh Ir. Pri Harsanto, M.Si (Camat Gantiwarno). Asal mula dinamakan PASDI adalah adanya penggabungan kurikulum antara kurikulum TPA dengan kurikulum Pondok pesantren, yang pada hakikatnya adalah TPA.
Tempo perjalanan dakwah bersama PASDI kurang lebih  2 tahunan. Dan atas kesepakatan bersama (10 orang Asatidz), diputuskan untuk mengajukan MADIN, akan tetapi ketika itu nama PASDI tidak diperbolehkan, karena identik dengan nama pesantren. Kemudian dari pihak DEPAG langsung memberi ganti nama dari PASDI menjadi Dîniyah Takmîliyah Awwaliyah. Kemudian nama itu disampaikan kepada pihak KUA dan dari pihak KUA disampaikan ke Pengasuh PASDI. Tepatnya hari selasa 27 April 2010, jam 18.30 nama PASDI diganti dengan Dîniyah Takmîliyah Awaliyah. Selanjutnya nama itu disempurnakan oleh Pengasuh dengan tambahan Dârul Ishlâh, sehingga menjadi Dîniyah Takmîliyah Awaliyah Dârul Ishlâh (DTA Dârul Ishlâh). Sebagai tambahan, saat ini lembaga pendidikan ini  berdomisili di kediaman area  bapak H. Mustadi yang statusnya adalah rumah kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar